Sabtu, 29 September 2012

EKOLOGI (2)


Lingkungan sebagai Faktor Pembatas [1]

Proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup termasuk tumbuhtumbuhan pada dasarnya akan dipengaruhi dan mempengaruhi faktor-faktor lingkungan, seperti cahaya, suhu atau nutrien dalam jumlah minimum dan maksimum. Dalam ekologi tumbuhan faktor lingkungan sebagai faktor ekologi dapat dianalisis menurut bermacam-macam faktor. Satu atau lebih dari faktor-faktor tersebut dikatakan penting jika dapat mempengaruhi atau dibutuhkan, bila terdapat pada taraf minimum, maksimum atau optimum menurut batas-batas toleransinya. 
Sifat toleransi dan penyesuaian diri yang diperlihatkan oleh tumbuh-tumbuhan atau bagian dari anggota tubuhnya terhadap sesuatu perubahan kondisi atau keadaan dari faktor-faktor lingkungan tertentu dinamakan adaptasi, yang dapat diperoleh secara heriditer (dikontrol secara genetis) atau oleh induksi sesuatu factor lingkungan dan habitatnya. 
Justus von Liebig adalah seorang pionir yang mempelajari factor-faktor lingkungan dan menjelaskan bahwa faktor lingkungan yang terdapat dalam jumlah minimumlah yang dapat berperan sebagai faktor pembatas. Penemuannya kemudian lebih dikenal sebagai "Hukum Minimum Liebig".
Tumbuhan untuk dapat hidup dan tumbuh dengan baik membutuhkan sejumlah nutrien tertentu (misalnya unsur-unsur nitrat dan fosfat) dalam jumlah minimum. Jika hal tersebut tidak terpenuhi maka pertumbuhan dan perkembangannya akan terganggu. Dalam hal ini unsur-unsur tersebut sebagai faktor ekologi berperan sebagai faktor pembatas. 
Faktor-faktor lingkungan sebagai faktor pembatas ternyata tidak saja berperan sebagai faktor pembatas minimum, tetapi terdapat pula faktor pembatas maksimum. Bagi tumbuhan tertentu misalnya factor lingkungan seperti suhu udara atau kadar garam (salinitas) yang terlalu rendah/sedikit atau terlalu tinggi/banyak dapat mempengaruhi berbagai proses fisiologinya. Faktor-faktor lingkungan tersebut dinyatakan penting jika dalam keadaan minimum, maksimum atau optimum sangat berpengaruh terhadap proses kehidupan tumbuh-tumbuhan menurut batas-batas toleransi tumbuhannya. 
Faktor-faktor lingkungan penting yang berperan sebagai sifat toleransi faktor pembatas minimum dan faktor pembatas maksimum pertama kali dinyatakan oleh V.E. Shelford, kemudian dikenal sebagai "Hukum Toleransi Shelford". Shelford menyebutkan bahwa tumbuhan dapat mempunyai kisaran toleransi terhadap faktor-faktor lingkungan yang sempit (steno) untuk satu faktor lingkungan dan luas (eury) untuk faktor lingkungan yang lain. Suatu jenis tumbuhan yang mempunyai toleransi yang luas sebagai faktor pembatas cenderung mempunyai sebaran jenis yang luas. Masa reproduksi merupakan masa yang kritis untuk tumbuhan jika faktor lingkungan dan habitatnya dalam keadaan minimum. 
Pengertian tentang faktor lingkungan sebagai faktor pembatas kemudian dikenal sebagai Hukum Faktor Pembatas, yang dikemukakan oleh F.F Blackman, yang menyatakan: jika semua proses kebutuhan tumbuhan tergantung pada sejumlah faktor yang berbeda-beda, maka laju kecepatan suatu proses pada suatu waktu akan ditentukan oleh faktor yang pembatas pada suatu saat.

EKOLOGI (1)


Ekologi (1)

Pengertian Ekologi
Asal kata ekologi adalah dari bahasa Yunani, yaitu oikos (habitat, rumah) dan logos ("ilmu"). Ekologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan sistem dengan lingkungannya. Namun, ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya.
Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang banyak memanfaatkan informasi dari berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya. Penerapan ekologi di bidang pertanian dan perkebunan di antaranya adalah penggunaan kontrol biologi untuk pengendalian populasi hama guna meningkatkan produktivitas.
Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:
  1. Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
  2. Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya.
  3. Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

DAERAH DALAM ANGKA 2011

Download NTB dalam Angka 2011
Klik http://bappedantb.go.id/index.php/2012-02-14-00-36-10/ntb-dalam-angka/ntb-dalam-angka-2011

Download Lombok Barat dalam Angka 2011
Klik http://lombokbaratkab.go.id/lombok-barat-dalam-angka.html/

Download Lombok Utara dalam Angka 2012
Klik http://lombokutarakab.bps.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=61%3Alombok-utara-dalam-angka-tahun-2012&catid=46%3Atentang-bps&Itemid=53

Download Mataram dalam Angka 2011
Klik http://mataramkota.go.id/kategoriskpd-9-mataram-dalam-angka--------------------.html

Download Lombok Tengah dalam Angka 2011
Klik http://www.lomboktengahkab.go.id/index.php/component/jotloader/?section=files&cid=31_cb82da29259e99d233e514f21f57ec5f

"CERDAS DENGAN DATA"

TUJUAN DESTINASI WISATA PULAU LOMBOK INDONESIA


DESTINASI WISATA DI PULAU LOMBOK

Lombok adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara yang masuk dalam wilayah provinsi Nusa Tenggara Barat. Lombok berada di sebelah timur Pulau Bali dan sebelah barat Pulau Sumbawa. Luas pulau ini mencapai 5.435 km² dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 sebanyak 2.908.428 jiwa.
Lombok bukan cabai. Lombok adalah sebutan untuk pulau yang didiami oleh mayoritas suku Sasak. Penulisan asli kata Lombok adalah Lombo’ (dengan hamzah-dalam abjad arab) atau Lomboq.
Di Bali tidak ada Lombok, tapi di Lombok ada Bali. Seperti halnya Pulau Bali yang menyimpan potensi wisata yang sangat menarik dan terkenal di seluruh dunia, Lombok kini menggeliat menjadi tujuan destinasi baru di dunia. Berikut beberapa tujuan wisata yang banyak dikunjungi wisatawan di pulau Lombok.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiq41VlJokiHQrF8m-_0te4-a_n5qgxy0PDqMXF2j5akG2QonxmJJrQ51v9Lf5j27gyoHAeBYAtVGprWpUSj1VviUHB_bR5MUa-LvpXKpnoDWgJDc05Mx1FoJoWvsg_PWEVnjol74Pov_vq/s1600/senggigi-beach+www.hidupmu.co.tv.jpg
Gili Air
 http://www.lombok-network.com/gili_islands/gili_air_front.jpg
 http://wikitravel.org/upload/shared//thumb/6/60/Gili_Meno.jpg/320px-Gili_Meno.jpg
http://www.gililombok.com/images/IMG_3236bis.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6iNvRLgqm6W2wb3w7m0CyzYu8q1URbFIpH8iAQp0KOdupOevbugGhBQCU-p7u908vZBU2IJEZpUb80EdNI82cGXEn9aSy7oKuCu4rZRa-ULqVzTdQIuPQrBWUjTAORvzI4RD5UJhME2bi/s1600/Segara+Anak+Lake.jpg
http://www.visitlomboksumbawa.com/img/kuta-beach-lombok-fadilf.jpg 
Pantai Tanjung Aan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLFHzIQeFO3Xgp3C52gPHIfYEVUbBfe7ETN-bLbxE4Du0Dg2ukW7J4YomlJWPyWi1gy6iZ6XtUoJrnvG76qW0tHQw3ZCYz1lHD9jCfsP3Z_3Z6WC9wDP4yhxCYKqT5hLoLjQ-A0eF5SX0/s1600/pantai-tanjung-aan.jpg
Desa Adat Sade
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh17QUT3zCMcGjk9g7UpyV_ELd7SSxirL4KKJAMBjqQiJBVpKKJFy-hKj6CscNVTFdgEJWlwTuAoHFu68gAF4JjU_HFgEFYoEFnJVgS0zyUebtdIvZUCMoRe2CqI3CSZKRpGseDw-ewmGo/s1600/DSC05689.JPG
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhIZHE42-4iA6IiEhpbVrAdyKOjK2VSrYjoLTEE64pBX1bOOM-8CDY-_FfKWgtr6noiRSFJeOT3GJuu9Y5ySw-8r53edtnNmPHlcYgEydpSf2om9pPM-1RjFqUHctpBpp5iTVsvAuBiUH8/s1600/gili+nanggu.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqqkFQHgEdDI9AJko9emZmyH3nkuAGoKebnZ48U38nXa4Rey0ZkABGtw55R3-HV6visKoqntKhTxrk2UoO3l32YiK3DlOdz_IFUtWIYLPbu_4brI2gjmy43lA9FA_O_QLfQTz4uNGI9wA/s1600/Narmada+08.jpg

Jumat, 28 September 2012

FISIOLOGI MENSTRUASI


Fisiologi Menstruasi
Pada siklus menstruasi normal, terdapat produksi hormon-hormon yang paralel dengan pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan implantasi (perlekatan) dari janin (proses kehamilan). Gangguan dari siklus menstruasi tersebut dapat berakibat gangguan kesuburan, abortus berulang, atau keganasan. Gangguan dari sikluas menstruasi merupakan salah satu alasan seorang wanita berobat ke dokter.
Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, 2-8 hari adalah waktu keluarnya darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari. Penelitian menunjukkan wanita dengan siklus mentruasi normal hanya terdapat pada 2/3 wanita dewasa, sedangkan pada usia reproduksi yang ekstrim (setelah menarche <pertama kali terjadinya menstruasi> dan menopause) lebih banyak mengalami siklus yang tidak teratur atau siklus yang tidak mengandung sel telur. Siklus mentruasi ini melibatkan kompleks hipotalamus-hipofisis-ovarium.
 
Gambar 1. Kompleks Hipotalamus-Hipofisis-Ovarium
Siklus Menstruasi Normal
Sikuls menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa sekresi.
Perubahan di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot rehim, terletak di bagian tengah), dan endometrium (lapisan terdalam rahim).  Endometrium adalah lapisan yangn berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut desidua fungsionalis yang terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua basalis.
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
1.      FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
2.      LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH
3.      PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin
 
 Gambar 2. Siklus Hormonal
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik). Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
1.      Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah
2.      Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
3.      Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)
Siklus ovarium :
1.      Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur yang berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus dan siap untuk proses ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu rata-rata fase folikular pada manusia berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya mempengaruhi panjang siklus menstruasi keseluruhan
2.      Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan jangka waktu rata-rata 14 hari
Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus menstruasi normal:
1.      Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) berada pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus sebelumnya
2.      Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir dari korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini merupakan pemicu untuk pertumbuhan lapisan endometrium
3.      Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada pengeluaran FSH hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan level estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat drastis (respon bifasik)
4.      Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon LH yang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH, keluarlah hormon progesteron
5.      Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah penanda fase transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal
6.      Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai fase pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum
7.      Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah terjadi ovulasi
Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteum dan kemuadian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya




Bottom of Form