Kamis, 30 Juni 2011

TEKNIK SAMPLING


TEKNIK SAMPLING DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN

A.    TEKNIK SAMPLING
Untuk menghindari kesalahan sampel diperlukan penggunaan teknik sampling yang tepat. Teknik sampling yang sering digunakan antara lain sampling seenaknya (kebetulan), sampling random sederhana, sampling kelompok, dan sampling sistematik.
Pemilihan teknik sampling harus berdasarkan dua hal; reliabilitas dan efesiensi. Sampel yang reliable adalah sampel yang memiliki reliabilitas tinggi. Hal itu berarti bahwa makin kecil kesalahan sampling, reliabilitas sampel yang diperoleh semakin tinggi. Sebaliknya, makin besar kesalahan sampling , reliabilitas sampel semakin rendah. Dikaitkan dengan varian nilai statistiknya berlaku criteria bahwa semakin rendah varian, reliabilitas sampel yang diperoleh semakin tinggi.
1.      Sampling seenaknya
Dalam teknik ini peneliti memanfaatkan subjek-subjek yang ada/ tersedia sebatas yang ditemukan tanpa rencana terlebih dahulu. Begitu anggota populasi ditemukan, anggota populasi itulah yang diambil sebagai sampel. Penggunaan teknik ini memeiliki kelemahan. Jaminan refresentatifnya rendah.
2.      Sampling pertimbangan
Penggunaan teknik ini didasarkan pada kenyataan bahwa sampel yang dipilih peneliti didasarkan pada pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut biasanya adalah pertimbangan permasalahan penelitian dan pertimbangan tujuan penelitian. Karena itu disebut juga sampling bertujuan (purposive).
3.      Sampling random sederhana
Penggunaan teknik ini bertolak dari prinsip bahwa setiap subjek dalam populasi memiliki kemungkinan yang sama menjadi anggota sampel. Teknik ini disebut juga teknik sampling random tak terbatas.
4.      Teknik sampling sistematik
Teknik ini lazim disebut teknik sampling random terbatas. Cara yang lazim digunakan adalah menentukan sampel pertama dengan undian lalu menentukan sampel-sampel berikutnya dengan jarak hitungan tertentu.
Symbol k menunjukkan jarak antara subjek dengan subjek berikutnya melahirkan sampling rasio, yakni sampling yang ditentukan oleh angka yang menunjukkan perbandingan antara sampel dan populasi. Contoh, jika dari 1000 subjek anggota populasi akan diambil 100 subjek sebagai sampel, maka k = 1000 : 100 = 10
5.      Teknik sampling random bertingkat
Teknik ini berlaku jika populasi berada dalam kelompok-kelompok yang disebut strata. Dalam setiap kelompok itu terdapat sekumpulan subjek yang kurang lebih homogen. Misalnya, anak usia prasekolah dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok, yakni anak usia 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun, dan 5 tahun.
Praktik pengambilan sampel dapat diambil dengan teknik sampel random sederhana pada setiap kelompok strata. Sampel akhir diperoleh dengan menggunakan sub-sub sampel dari semua kelompok.
Dalam teknik ini juga berlaku penggunaan sampling ratio untuk menghasilkan proporsi yang diperlukan. Sampel yang diambil dengan cara ini dikenal dengan nama sampel berstrata proporsional.
6.      Teknik sampling kelompok
Teknik ini berlaku jika subjek berada dalam kelompok-kelompok (tak berstrata) atau kluster dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Pemilihan sampel secara random dari kelompok-kelompok subjek dalam populasi
b.      Mengambil semua subjek yang tercakup dalam kelompk yang terpilih sebagai anggota sampel.
Pada teknik ini berlaku prinsip bahwa perbedaan antara kelompok atau kluster dibuat seminimal mungkin, sedangkan perbedaan subjek dalam kelompok atau kluster dibuat semaksimal mungkin. Dengan kata lin, kelompok atau kluster merupakan miniature-miniature dari populasi. Jika keadaan itu terpenuhi, pengambilan sebuah kluster saja dapat dianggap cukup mewakili seluruh populasi.

B.     PENGEMBANGAN INSTRUMENT PENELITIAN
Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah penelitian atau mencapai tujuan penelitian.
Dalam penentuan instrument diperlukan adanya pemilihan antara penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif.penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif menggunakan manusia atau penelitian sebagai instrument.
1.      Jenis instrument penelitian
Secara garis besar instrument penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dapat dibedakan menjadi empat, yaitu: kuesioner, tes, inventori, dan pedoman observasi.
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam bidang tertentu. Inventori dapat diartikan sebagai instrument yang digunakan untuk mengetahui karakteristik (psikologis) tertentu dari individu. Sedangkan kuesioner adalah instrument yang digunakan untuk menjaring data yang sifatnya informative- factual (fakta konkrit). Misalnya, data tentang umur, tingkat pendidikan. Sementara pedoman pengamatan (observasi) adalah instrument yang dipakai sebagai alat bantu dalam melakukan observasi terfokus.
Karena kuesioner digunakan untuk menjaring data informative-faktual, maka uji validitas secara emperik tidak dapat dilakukan. Sehingga, tingkat reliabilitas instrument yang berupa kuesioner tidak dapat diestimasi menggunakan pendekatan statistic. Begitu juga dengan instrument pedoman observasi.
Sebaliknya, butir pertanyaan/ pernyataan di dalam tes dan inventori wajib diuji reliabilitas dan validitasnya secara empiric.

2.      Uji Instrumen
Instrument penelitian yang akan digunakan dalam melaksanakan pengumpulan data harus diuji terlebih dahulu, terutama untuk instrument pada penelitian eksperimen. Uji instrument dapat dilakukan dengan menguji validitas dan reliabilitas instrument.
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Ancok, 1985: 122). Atau dalam bahasa Indonesia validitas disebut sebagai “kesahihan” (Uno, 2008: 103).
Jenis validitas ada beberapa macam menorot penggolongan para pakar, yaitu:
a.       Validitas isi
b.      Validitas konstruksi
c.       Validitas deskriftif
d.      Validitas eksternal, dan
e.       Validitas rupa
Dan ada satu validitas yang penting untuk penelitian di Indonesia, yaitu validitas budaya (Ancok,1985: 124).

Cara menguji validitas
Langkah 1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.
Langkah 2. Melakukan ujicoba skala pengukur pada sejumlah responden
Langkah 3. Mempersiapkan table tabulasi jawaban.
Langkah 4. Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi “product moment”.
Angka yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka kritik Tabel korelasi nilai – r.

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas memperlihat konsistensi pada hasil pengukuran.
Ada beberapa teknik menghitung indeks reliabilitas, yaitu: teknik pengukuran ulang, teknik belah dua, dan teknik parallel.


DAFTAR PUSTAKA
Moehnilabib, M, dkk. 1997. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Malang: Lembaga Penelitian IKIP Malang.
Furchan, Arief. 2007. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Uno, Hamzah B,. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Singarimbun, Masri. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar