RUYATI
Lihatlah Ruyati
Ia duduk menangis di bawah pohon kurma
tua
Buahnya mengering oleh terik di Kota
Sang Nabi
Air asin dari matanya
Mengalir hingga ke samudera Hindia
Menghijaukan pekarangan rumah kita
Menjelma mata air di kota dan desa
Lihatlah Ruyati
Senyumnya fatamorgana
Mencipta tangis sepanjang masa
Lihatlah Ruyati
melawan takut
Takut yang tak dijumpai di negerinya
sendiri
Takut yang menjadi humor di mal-mal, di
kantor-kantor
Lihatlah Ruyati
Ia kesepian di tengah padang
Di bawah matahari tua yang menyengat
Ruyati yang kesepian
Pulanglah!
Pulanglah ke negerimu
Negeri kaya bak surga
Sementara senandung dari speaker canggih
Mengaum-ngaum
Dari ruang-ruang karaoke di tengah kota:
Ruyati…
Ruyati…
Keringatmu
emas
Keringatmu
emas
Batujai,
01 Juli 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar