Jumat, 28 September 2012

PUISI: RUYATI


RUYATI


Lihatlah Ruyati
Ia duduk menangis di bawah pohon kurma tua
Buahnya mengering oleh terik di Kota Sang Nabi

Air asin dari matanya
Mengalir hingga ke samudera Hindia
Menghijaukan pekarangan rumah kita
Menjelma mata air di kota dan desa

Lihatlah Ruyati
Senyumnya fatamorgana
Mencipta tangis sepanjang masa

Lihatlah Ruyati
melawan takut
Takut yang tak dijumpai di negerinya sendiri
Takut yang menjadi humor di mal-mal, di kantor-kantor

Lihatlah Ruyati
Ia kesepian di tengah padang
Di bawah matahari tua yang menyengat

Ruyati yang kesepian
Pulanglah!
Pulanglah ke negerimu
Negeri kaya bak surga

Sementara senandung dari speaker canggih
Mengaum-ngaum
Dari ruang-ruang karaoke di tengah kota:

Ruyati…
Ruyati…
Keringatmu emas
Keringatmu emas


Batujai, 01 Juli 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar