Bismillahirrahmanirrahiim
Catatan
ini saya mulai dengan mengucapkan syukur kepada Allah swt yang telah
menganugerahkan kemampuan yang luar biasa dan sempurna kepada makhluk ciptaan-Nya
yang bernama manusia. Shalawat dan salam kepada Rasul allah Muhammad saw.
Catatan
pendek ini akan mengupas tentang silang sengketa yang berlangsung terus menerus
di dalam kampus antar dua kelompok dominan yang hingga kini terus berlanjut.
Keinginan ini bermula semenjak konflik horizontal ini semakin mengerucut yang
berujung pada konflik konfrontatif antara dua kelompok mahasiswa tersebut dan
rektorat di satu sisi lainnya.
Secara
gamblang, perseteruan ini melibatkan kelompok-kelompok mahasiswa yang secara
garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu kelompok mahasiswa berideologi
kiri-sekuler dan kelompok mahasiswa Islamis.
Antara Kiri dan Kanan
Stigma
negative tentang golongan kiri di tengah kelompok mahasiswa non-aktivis yang
mayoritas sering menjadi bahan pencitraan oleh kelompok Islamis yang suka
disebut golongan kanan.
Kelompok
mahasiswa kiri adalah aliansi dari berbagai kelompok mahasiswa yang kontra
dengan kelompok Islamis. Beberapa kelompok yang sering dikaitkan sebagai
golongan kiri di dalam kampus adalah UKM HMP2K, UKM WMPM, UKM MEDIA, UKM
KSR-PMI, UKM FOKUS, UKM KOPMA, HIMATEKTA, BEM FKIP, BEM MIPA, BEM FT, dan
beberapa kelompok diskusi mahasiswa baik yang secara formal maupun informal
terkait dengan organisasi mahasiswa luar kampus, semisal SMI, FMN, GMNI, bahkan
HMI dan PMII, dua organisasi yang secara eksplisit menyebut identitas
ke-Islam-annya.
Sementara
kelompok kanan di dalam kampus hanya direpresentasikan oleh UKM LDK, UKM
Statement, UKM Prima, Majelis Taklim Fakultas, dan beberapa kelompok diskusi;
yang kesemuanya berafiliasi dengan salah satu organisasi mahasiswa muslim
terbesar, yaitu KAMMI.
Pertanyaan
mendasar kita adalah kenapa Kiri dan Kanan? Pertanyaan yang harus dikontekskan.
Karena tanpa konteks persoalan kiri dan kanan hanya akan berakhir pada
persoalan polarisasi buta yang menyesatkan. Jika merujuk pada asal muasal
istilah kiri-kanan paska revolusi Prancis, maka kiri adalah kelompok penentang
borjuasi sementara kanan adalah sebaliknya. Lalu jika dikaitkan dengan
ideology, yang menguat semenjak era pertentangan kapitalisme dan sosialisme,
maka kiri adalah pengikut Marxisme sedangkan kanan adalah sebaliknya. Dan yang
terakhir jika merujuk pernyataan Rizal Malarangeng, maka kiri adalah pengusung
agenda perubahan sementara kanan diidentikkan dengan para pendukung status-quo.
Lalu manakah kiri dan kanan dalam konteks pertentangan dan pengelompokan
kekuatan di dalam kampus?
Kelompok
kanan, sebagai akibat ikutan paska tragedy 30 September 1965, masih tidak toleran
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan Marxisme; yang kadang selalu
diidentikkan dengan komunisme. Padahal jika kita memahami ajaran Soekarno,
Hatta dan para pendiri bangsa ini mendasarkan cara-cara berpikirnya dengan cara
Marxisme yang dikontekskan dengan ke-Indonesia-an. Bahkan tokoh Islam sekaliber
HOS Cokroaminoto bersimpati kepada Marxisme.
Independensi dan Subordinasi
Pada
catatan berikut ini, saya akan menjelaskan bagaimana kedua kelompok ini bisa
bertentangan begitu keras. Jika boleh saya simpulkan terlebih dahulu, ini
bermula dari kecurigaan-kecurigaan yang hingga kini belum terkonfirmasi secara
resmi dan tegas. Meskipun di satu sisi kecurigaan-kecurigaan tersebut di
dasarkan atas berbagai asumsi-asumsi awal atas beberapa keterkaitan. Kecurigaan
ini terfokus soal independensi kelompok mahasiswa dengan kekuatan politik di
luar kampus.
Keberadaan
UKM-UKM yang memiliki legalitas dimanfaatkan oleh aktivis-aktivis mahasiswa
sebagai saluran ekspresi politik di dalam kampus. Jika di zaman Orde Lama,
beberapa organisasi mahasiswa berafiliasi dengan partai politik tertentu,
misalnya HMI dengan Masyumi, GMNI dengan PNI. Maka pada zaman Orde Baru yang
mengupayakan depolitisasi kampus, organisasi mahasiswa tidak lagi secara
eksplisit mendukung salah satu kekuatan politik, bahkan organisasi mahasiswa
“dibui” dalam organisi kepemudaan tunggal yang dikontrol Negara.
…………………………………………….
Mataram, 14 Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar