ANALISIS KONTEKS/MEDAN[1]
Sebuah bahan
evaluasi
(Draft)
Beberapa pertanyaan yang harus dijawab
dalam mapping medan:
1. Dimanakah posisi massa atau pemilih?
2. Bagaimanakah pola pengelompokan pemilih?
3. Bagaimanakah kecenderungan sikap, pandangan, dan
profil pemilih secara umum?
4. Perbandingan pemilih kritis dan floating mass?
5. Dimanakah lokus-lokus basis riil lawan? Asumsi
jumlah massa riil lawan?
6. Perkembangan kerja-kerja politik lawan terakhir?
Jumlah mahasiswa Universitas
Mataram menurut data yang dikeluarkan oleh bagian Kemahasiswaan adalah 17.756
orang pada tahun ajaran 2010/2011. Jumlah mahasiswa ini merupakan patokan untuk
penentuan jumlah pemilih tetap.
Pada Pemira 2010 lalu,
setidak-tidaknya jumlah pemilih yang menggunakan hak suaranya sekitar 3.600-an
orang atau hanya 4,9 persen yang menggunakan hak pilih. Perbandingan jumlah
suara yang diperoleh dua calon, masing-masing 1900 untuk calon No.2 (M. Fauzi) dan 1700 untuk calon No.1 (Kumar G.), atau terdapat selisih 200-an
suara.
Sumbangan suara terbesar yang
didapatkan calon No. 2 adalah dari FKIP. Ditambah suara dari FE, FMIPA, FP, dan
Faterna. Sedangkan calon No. 1 menang telak di FH, FT, FK, dan D3 Ekonomi.
Jumlah suara FKIP menjadi penentu pada saat perhitungan. Kenapa FKIP?
Untuk menjawab ini, kita akan
memetakan satu per satu peta kekuatan lawan di masing-masing fakultas.
Tabel
Peta Dukungan Pada Pemira 2010
Calon
|
Fakultas
|
Perbandingan
(Asumsi berdasarkan hasil perhitungan)
|
Kumar
Gauraf (No. 1)
|
1. FH
2. FT
3. FK
4. D3 Ekonomi
|
80 : 20
70 : 30
65 : 45
70 : 30
|
M.
Fauzi (No. 2)
|
1. FKIP
2. FE
3. FP
4. Faterna
5. FMIPA
|
20 : 80
45 : 55
30 : 60
30 : 70
30 : 70
|
M Fauzi yang
didukung partai Lingkaran mendapat kemenangan di 5 fakultas dan Kumar G di 4
fakultas. Jika peta kekuatan di tiap fakultas dikategorikan menjadi kategori A (Kumar)
dan B (Fauzi) berdasarkan besarnya jumlah mahasiswa yang menggunakan hak pilih
atau signifikansi terhadap perolehan suara, maka petanya dapat dilihat sebagai
berikut:
Kategori A
|
Kategori B
|
1.
Fakultas Hukum
2.
Fakultas Teknik
3.
D3 Ekonomi
4.
Fakultas Kedokteran
|
1.
Fakultas MIPA
2.
Fakultas Pertanian
3.
Fakultas Peternakan
4.
FKIP
5.
Fakultas Ekonomi
|
Pengelompokan
Pemilih
Mahasiswa pemilih secara personal
memiliki karakteristik pola pengelompokan yang khas. Sederhananya, jika
dikelompokkan berdasarkan interes mahasiswa terhadap kegiatan-kegiatan politik
kampus, maka pemilih secara keseluruhan dipilah menjadi dua, yaitu pemilih
aktif (berasal dari kalangan aktivis yang punya interes terhadap politik,
terutama yang berafiliasi ke organisasi gerakan mahasiswa eksternal) dan floating mass (mahasiswa tipe
KUPU-KUPU).
Pemilih yang tergolong aktivis
dapat digolongkan dalam dua golongan berdasarkan konsentrasi program dan kerja
organisasi, yaitu kelompok politik dan kelompok akademik. Di samping itu ada
penggolongan lain lagi berdasarkan primordialisme, seperti kelompok keagamaan,
misalnya KMHD dan Oikumene (Kristen); dan kelompok paguyuban, misalnya IMBI,
HMPD, Pakar Lotim, Formula Loteng, FKSPP Sumbawa, HIPMASBAR KSB.
Tabel
Karakteristik Pemilih Berdasarkan Pengelompokan Umum
Dasar-dasar pengelompokan
|
Kelompok Aktivis (organisatoris)
|
Kelompok “Kupu-kupu”
|
Interes
politik
|
Tinggi
|
Rendah
|
Pola hubungan
|
Struktural
|
Intimasi
|
Karakteristik
kepemilihan
|
Transaksional
|
Mobilisasi
|
Secara teoritis,
karakter konstituen dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu (FNS, 2009):
1.
Konstituen Konservatif,
merupakan konstituen partai yang dalam menentukan pilihan nya lebih banyak
didominasi oleh faktor-faktor ikatan emosional, seperti ikatan keluarga,
kesamaan asal-usul daerah, suku maupun agama, kesamaan almamater sekolah,
organisasi maupun club, kesamaan profesi, kesamaan ideologi dan lain-lain.
Sedangkan faktor lain seperti program, kapasitas, kompetensi, kemampuan dan
lain-lain dari partai menjadi pertimbangan sekunder.
2.
Konstituen Pragmatis,
adalah konstituen yang mendasaarkan pilihannya lebih banyak berdasarkan pada
faktor-faktor kepentingan langsung dan sesaat, seperti pemberian uang maupun
fasilitas, pembangunan infrastruktur, pemberian akses bisnis, usaha maupun
peningkatan karier yang langsung manfaatnya untuk konstituen dapat langsung
dirasakan. Adapun faktor-faktor lain seperti ikatan emosional dan kepentingan
jangka menengah serta jangka panjang merupakan faktor sekunder bagi konstituen
untuk menentukan pilihannya dalam Pemilu.
3.
Konstituen Rasional,
merupakan konstituen yang menentukan pilihannya berdasarkan faktor-faktor
program, kemampuan, kompetensi, akuntabilitas, konsistensi partai dalam
mengakomodir dan memperjuangkan kepentingan konstituen. Sedangkan faktor-faktor
lain seperti ikatan emosional dan kepentingan jangka pendek menjadi
pertimbangan sekunder dalam penentuan pilihan partai politik dalam Pemilu.
[1] Sebuah
catatan untuk bahan diskusi Sukarelawan Pemenangan Koalisi Mahasiswa
Universitas Mataram 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar