Jumat, 28 September 2012

ANALISIS MEDAN PEMIRA UNIVERSITAS MATARAM 2012


ANALISIS KONTEKS/MEDAN[1]
Sebuah bahan evaluasi
(Draft)

Beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam mapping medan:
1.      Dimanakah posisi massa atau pemilih?
2.      Bagaimanakah pola pengelompokan pemilih?
3.      Bagaimanakah kecenderungan sikap, pandangan, dan profil pemilih secara umum?
4.      Perbandingan pemilih kritis dan floating mass?
5.      Dimanakah lokus-lokus basis riil lawan? Asumsi jumlah massa riil lawan?
6.      Perkembangan kerja-kerja politik lawan terakhir?
Jumlah mahasiswa Universitas Mataram menurut data yang dikeluarkan oleh bagian Kemahasiswaan adalah 17.756 orang pada tahun ajaran 2010/2011. Jumlah mahasiswa ini merupakan patokan untuk penentuan jumlah pemilih tetap.
Pada Pemira 2010 lalu, setidak-tidaknya jumlah pemilih yang menggunakan hak suaranya sekitar 3.600-an orang atau hanya 4,9 persen yang menggunakan hak pilih. Perbandingan jumlah suara yang diperoleh dua calon, masing-masing 1900 untuk calon No.2 (M. Fauzi) dan 1700 untuk calon No.1 (Kumar G.), atau terdapat selisih 200-an suara.
Sumbangan suara terbesar yang didapatkan calon No. 2 adalah dari FKIP. Ditambah suara dari FE, FMIPA, FP, dan Faterna. Sedangkan calon No. 1 menang telak di FH, FT, FK, dan D3 Ekonomi. Jumlah suara FKIP menjadi penentu pada saat perhitungan. Kenapa FKIP?
Untuk menjawab ini, kita akan memetakan satu per satu peta kekuatan lawan di masing-masing fakultas.
Tabel Peta Dukungan Pada Pemira 2010
Calon
Fakultas
Perbandingan
(Asumsi berdasarkan hasil perhitungan)
Kumar Gauraf (No. 1)
1.      FH
2.      FT
3.      FK
4.      D3 Ekonomi
80 : 20
70 : 30
65 : 45
70 : 30
M. Fauzi (No. 2)
1.      FKIP
2.      FE
3.      FP
4.      Faterna
5.      FMIPA
20 : 80
45 : 55
30 : 60
30 : 70
30 : 70



M Fauzi yang didukung partai Lingkaran mendapat kemenangan di 5 fakultas dan Kumar G di 4 fakultas. Jika peta kekuatan di tiap fakultas dikategorikan menjadi kategori A (Kumar) dan B (Fauzi) berdasarkan besarnya jumlah mahasiswa yang menggunakan hak pilih atau signifikansi terhadap perolehan suara, maka petanya dapat dilihat sebagai berikut:
Kategori A
Kategori B
1.      Fakultas Hukum
2.      Fakultas Teknik
3.      D3 Ekonomi
4.      Fakultas Kedokteran
1.      Fakultas MIPA
2.      Fakultas Pertanian
3.      Fakultas Peternakan
4.      FKIP
5.      Fakultas Ekonomi

Pengelompokan Pemilih
Mahasiswa pemilih secara personal memiliki karakteristik pola pengelompokan yang khas. Sederhananya, jika dikelompokkan berdasarkan interes mahasiswa terhadap kegiatan-kegiatan politik kampus, maka pemilih secara keseluruhan dipilah menjadi dua, yaitu pemilih aktif (berasal dari kalangan aktivis yang punya interes terhadap politik, terutama yang berafiliasi ke organisasi gerakan mahasiswa eksternal) dan floating mass (mahasiswa tipe KUPU-KUPU).
Pemilih yang tergolong aktivis dapat digolongkan dalam dua golongan berdasarkan konsentrasi program dan kerja organisasi, yaitu kelompok politik dan kelompok akademik. Di samping itu ada penggolongan lain lagi berdasarkan primordialisme, seperti kelompok keagamaan, misalnya KMHD dan Oikumene (Kristen); dan kelompok paguyuban, misalnya IMBI, HMPD, Pakar Lotim, Formula Loteng, FKSPP Sumbawa, HIPMASBAR KSB.
Tabel Karakteristik Pemilih Berdasarkan Pengelompokan Umum
Dasar-dasar pengelompokan
Kelompok Aktivis (organisatoris)
Kelompok “Kupu-kupu”
Interes politik
Tinggi
Rendah
Pola hubungan
Struktural
Intimasi
Karakteristik kepemilihan
Transaksional
Mobilisasi

Secara teoritis, karakter konstituen dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu (FNS, 2009):
1.      Konstituen Konservatif, merupakan konstituen partai yang dalam menentukan pilihan nya lebih banyak didominasi oleh faktor-faktor ikatan emosional, seperti ikatan keluarga, kesamaan asal-usul daerah, suku maupun agama, kesamaan almamater sekolah, organisasi maupun club, kesamaan profesi, kesamaan ideologi dan lain-lain. Sedangkan faktor lain seperti program, kapasitas, kompetensi, kemampuan dan lain-lain dari partai menjadi pertimbangan sekunder.
2.      Konstituen Pragmatis, adalah konstituen yang mendasaarkan pilihannya lebih banyak berdasarkan pada faktor-faktor kepentingan langsung dan sesaat, seperti pemberian uang maupun fasilitas, pembangunan infrastruktur, pemberian akses bisnis, usaha maupun peningkatan karier yang langsung manfaatnya untuk konstituen dapat langsung dirasakan. Adapun faktor-faktor lain seperti ikatan emosional dan kepentingan jangka menengah serta jangka panjang merupakan faktor sekunder bagi konstituen untuk menentukan pilihannya dalam Pemilu.
3.       Konstituen Rasional, merupakan konstituen yang menentukan pilihannya berdasarkan faktor-faktor program, kemampuan, kompetensi, akuntabilitas, konsistensi partai dalam mengakomodir dan memperjuangkan kepentingan konstituen. Sedangkan faktor-faktor lain seperti ikatan emosional dan kepentingan jangka pendek menjadi pertimbangan sekunder dalam penentuan pilihan partai politik dalam Pemilu.


[1] Sebuah catatan untuk bahan diskusi Sukarelawan Pemenangan Koalisi Mahasiswa Universitas Mataram 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar